Mahasiswa UNAIR Ciptakan Patch Kemoterapi Bagi Pasien Kanker Payudara
Medinesia.com – Kanker telah kita ketahui bersama sebagai penyakit yang sangat mengerikan. Ini
antara lain karena efek penyakitnya dan efek samping terapi obat kanker kemoterapi yang menyakitkan bagi pasien. Di Indonesia sendiri, kanker payudara
merupakan salah satu jenis kanker terbanyak dengan prevalensi
12/100.000 perempuan.
Doxorubicin dapat digunakan sebagai kemoterapi pasien kanker payudara
melalui injeksi intravena. Hal tersebut menguntungkan karena obat dapat
bekerja secara cepat. Akan tetapi juga memiliki kekurangan yaitu
menyebabkan nekrosis dan perdarahan (ulserasi) akibat
penyuntikan, dan kerja obat tidak spesifik, sehingga menyebabkan efek
samping sistemik, serta bila terjadi alergi perlu waktu untuk
penanganannya.
Tergerak dari keprihatinan terhadap pasien kemoterapi kanker payudara
itulah, lima mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga yang
tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta (PKMPE)
yaitu Ayu Tarantika Indreswari, Vita Fitria, Galuh Damar, Nurul Azizah,
dan Beatrice mengembangkan sediaan berupa koyo (patch) yang mengandung Doxorubicin yang dapat ditempel di kulit payudara.
Patch Doxorubicin menggunakan sistem penghantaran obat transdermal dan dibantu dengan arus listrik (iontoforesis), sehingga Doxorubicin
dapat menembus kulit dan masuk ke dalam jaringan terjangkit kanker
payudara. Dalam menjamin kualitas, keamanan, dan kenyamanan penggunaan Patch Doxorubicin maka dilakukan berbagai uji skala laboratorium, seperti uji keseragaman bobot, keseragaman diameter, keseragaman tebal patch, uji pH, kandungan lengas, kuat tarik, FTIR, dan DSC.
Ditemui di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Ayu Tarantika
Indreswari, ketua Tim ditemani keempat rekannya, menuturkan kelebihan
sediaan Patch Doxorubicin buatan tim ini. Dikatakan,
penggunaannya mudah dan tidak menyakitkan pasien, targetnya spesifik
pada jaringan kanker payudara sehingga efek samping kemoterapi lebih
sedikit, serta bila terjadi tanda-tanda alergi maka patch dapat segera dilepas dari kulit si pasien.
“Sampai saat ini penelitian kami masih dalam skala laboratorium.
Harapan kedepan, kami ingin penelitian ini berlanjut sampai aplikasi reservoir patsh transdermal Doxorubicin ini dapat menunjang keamanan, keefektivitasan, dan kenyamanan kemoterapi pada pasien kanker payudara,” kata Ayu.
Bahkan, kata mereka, penelitian ini telah mendapat penghargaan salah satu gagasan terbaik dari ISPE (International Society Pharmaceutical Engineering)
yaitu salah satu forum professional dari Industri Farmasi yang
diselenggarakan bulan Mei lalu di Jakarta. “Bahkan kami diberi penawaran
untuk penelitian lebih lanjut di beberapa Industri Farmasi,” tambah
Ayu.
“Karena itu kamipun berharap penelitian ini tidak berhenti hanya sekedar
penelitian biasa, tetapi kedepannya juga dapat benar-benar dikembangkan dan
diproduksi dalam skala industri sehingga industri farmasi di Indonesia
dapat memimpin inovasi obat kanker, khususnya untuk kanker payudara
berbasis koyo,” kata Ayu mengakhiri penjelasannya
0 Response to "Mahasiswa UNAIR Ciptakan Patch Kemoterapi Bagi Pasien Kanker Payudara"
Post a Comment